Stephen Hawking, salah satu fisikawan teoretis terbesar dalam sejarah, telah memberikan kontribusi luar biasa dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Lahir pada 8 Januari 1942, Hawking dikenal karena karya-karyanya yang mengubah cara kita melihat ruang, waktu, dan hukum-hukum dasar yang mengatur alam semesta. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah teori mengenai lubang hitam, yang tidak hanya menantang pemikiran ilmiah konvensional, tetapi juga memperkenalkan konsep baru tentang cara kita memahami gravitasi, waktu, dan informasi di alam semesta.
Pada tahun 1971, Hawking mempublikasikan sebuah penelitian yang memperkenalkan penemuan penting mengenai radiasi yang keluar dari lubang hitam, yang dikenal dengan nama radiasi Hawking. Konsep ini menggabungkan teori relativitas umum Albert Einstein dengan mekanika kuantum, dua pilar besar dalam fisika yang sebelumnya dianggap tidak dapat dipadukan. Menurut teori Hawking, meskipun lubang hitam dikenal sebagai tempat di mana bahkan cahaya pun tidak bisa lolos, ternyata lubang hitam dapat memancarkan radiasi karena efek kuantum di dekat horizon peristiwa, yaitu batas yang memisahkan lubang hitam dari sisa alam semesta.
Teori ini sangat penting karena ia menunjukkan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya “gelap.” Alih-alih menyerap semua materi dan energi yang mendekatinya, lubang hitam, menurut Hawking, dapat mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi. Ini juga mengarah pada konsep penting mengenai "entropi" dan "informasi" dalam fisika, yang nantinya akan menjadi dasar perdebatan ilmiah besar di abad ke-21 mengenai paradoks informasi lubang hitam.
Sebagai seorang ilmuwan yang sangat terpengaruh oleh keadaan fisiknya—Hawking didiagnosis dengan penyakit saraf motorik (ALS) pada usia 21 tahun dan diberi waktu hidup hanya beberapa tahun—dia tidak hanya mengatasi tantangan fisik yang luar biasa, tetapi juga berjuang untuk terus mengembangkan teori-teori besar meskipun keterbatasan fisiknya. Dengan menggunakan kursi roda dan berbicara melalui perangkat komputer yang memanfaatkan gerakan pipinya, Hawking mampu menyampaikan ide-ide dan wawasan-wawasan mendalam yang mengubah paradigma fisika modern. Karyanya mengajarkan kepada kita bahwa batasan fisik tidak bisa menghentikan pencarian tak henti untuk pemahaman ilmiah.
Salah satu karya terbesarnya adalah buku A Brief History of Time (Sejarah Singkat Waktu) yang diterbitkan pada 1988. Buku ini, yang ditujukan untuk pembaca umum, menjelaskan konsep-konsep fisika yang sangat kompleks—seperti asal-usul alam semesta, teori relativitas, kuantum, dan lubang hitam—dengan cara yang dapat dimengerti oleh orang awam. Buku ini menjadi bestseller internasional dan memperkenalkan nama Stephen Hawking kepada publik luas, menjadikannya ikon dalam dunia sains. Melalui karyanya, Hawking berhasil menjembatani dunia ilmiah yang rumit dengan publik, menjadikan ilmu fisika lebih dapat diakses dan dihargai oleh banyak orang.
Hawking juga menjadi figur yang berperan dalam memperkenalkan dan memperdebatkan beberapa teori fisika fundamental yang masih dipelajari hingga saat ini, seperti teori multiverse (alam semesta ganda) dan teori "no boundary" dalam kosmologi yang menyarankan bahwa alam semesta tidak memiliki batas atau tepi. Pemikirannya tentang waktu dan ruang tidak hanya memengaruhi fisika teoretis, tetapi juga memicu pemikiran baru dalam filosofi dan cara kita melihat posisi manusia dalam kosmos.
Lebih dari sekadar seorang ilmuwan, Stephen Hawking adalah simbol dari ketekunan intelektual dan semangat eksplorasi yang tiada henti. Meski menghadapi tantangan besar dalam hidupnya, ia tetap menginspirasi dunia dengan pemikirannya yang tajam, rasa ingin tahu yang tak terbatas, dan dedikasinya untuk menggali misteri alam semesta. Hingga akhir hidupnya pada 14 Maret 2018, Hawking terus mendorong batas-batas pengetahuan manusia, meninggalkan warisan yang menginspirasi ilmuwan, penulis, dan banyak orang di seluruh dunia.
Stephen Hawking telah menunjukkan kepada kita bahwa pencarian ilmu pengetahuan adalah perjalanan yang tidak mengenal batas—baik itu batas waktu, ruang, atau bahkan kondisi fisik kita. Dengan menggabungkan teori relativitas dan mekanika kuantum, serta berani menggali pertanyaan-pertanyaan besar tentang alam semesta, ia membawa kita lebih dekat pada pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana alam semesta kita berfungsi. Pencapaiannya yang luar biasa akan terus mengilhami generasi ilmuwan berikutnya dalam mengungkap misteri-misteri yang masih menunggu di luar sana.